Minggu, 29 September 2013

Cara Memakai Jilbab Modern Yang Mudah Dan Simple


Gambar Cara Memakai Jilbab Segi Empat yang modern menjadi bahan kreasi muda-mudi yang trendi dan modis, sebagai muslimah sejati tentu Anda memiliki eksistensi dalam hal dan tata cara berjilbab di era modern saat ini. Mengikuti perkembangan zaman ke zaman kadang harus disertai dengan rasa percaya diri yang kuat pada diri muslimah itu sendiri.

Ada begitu banyak cara-cara mengkreasikan jilbab modern supaya menjadi trendy, sama halnya seperti dengan model pakaian Batik Modern yang menjadi fashion paling bergengsi tahun ini. Begitu pun dengan Jilbab , pasti tidak akan ribet dan terpengaruh dengan segitu banyaknya aksesoris pada Kerudung dan Jilbab itu. Tak masalah dengan lekukan wajah Anda? Apakah Bulat ataupun Lekukan Tirus diujung dagu ?.... woooowhhh !!! Ini akan menjadi sebuah bahan kreasi jilbab cantik alternatif baru bagi Anda, apa lagi sebentar lagi akan menghadai Hari Raya Idul Fitri. sesaat setelah kita semua umat muslim memasuki Bulan Suci Ramadhan.
Siapa yang tak ingin Cantik dan menarik di hadapan sanak family??? Pasti semua juga mau donk. Dan berikut kami beberkan Tips berikut keterangan gambar dari Cara Memakai Jilbab Modern Terbaru Agar Tampil cantik di hari lebaran mendatang. Untuk lebih jelasnya silahkan simak urutan fase dari 6 Langkah Mudah Cara Memakai Jilbab Agar Tampil Cantik dibawah ini.
Pada Langkah 1:Gunakan ciput ninja dan
tumpuk dengan ciput
biasa. Lalu siapkan kerudung 
Paris segiempat yang dilipat
sepertiga nya.
Pada Langkah 2:
Pasang kerudung Paris
segiempat dengan panjang sisi kanan 
dan kiri sama. 
Ambil bagian belakang kerudung dan
letakkan di depan dada.
Pada Langkah 3:
Tarik kerudung ke belakang leher, 
lalu sematkan dengan jarum pentul.
Sisanya, tarik
menjadi satu ke depan dada.
Pada Langkah 4:
Ambil bagian kerudung yang ada 
di bagian dada.
Pada Langkah 5:
Letakkan bagian kerudung di puncak kepala, 
lalu sematkan jarum pentul.
Tampak Hasil Finish Dan Siap Bergaya Di Hari Spesial
Sumber: http://bordirkawalu.blogspot.com/2012/12/cara-dan-tahapan-memakai-kerudung-segi.html

Minggu, 22 September 2013

Indonesia Juara Piala AFF U-19


Pahlawan Timnas U-19 patut diberikan kepada Ilham Udin Armaiyn. Pada liga final Piala AFF U-19 yang digelar di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur (22/9) tadi malam , Ilham Udin Armiyn menghancurkan harapan Vietnam yang harus rela menjadi runner up.

Selain kepada Ilham, apresiasi juga diberikan kepada Ravi Murdianto, kiper Garuda Muda .
Ravi dengan kegemilangnya berhasil menahan tendanag ke sembilan Vietnam itu. Kemudian disusul oleh Ilham yang mencetak gol. Skor akhir pertandingan menjadi 7-6 .
Kemenangan yang diraih Garuda Muda ini merupakan pembalasan pada pertandingan sebelumnya. Dalam babak penyisihan , Indonesia dipencundang oleh Vietnam 2-1.

Pada babak pertama ini adalah milik Vietnam. Untungnya, tak ada satu pun gol yang diciptakan oleh Vietnam.
Pada babak kedua ini Indonesia bermain sangat hati-hati . Beda dengan pemain Vietnam yang berani mengambil inisiatif untuk memainkan bola pendek. Namun di akhir waktu normal, kedua kesebalasan tetap bermain imbang tanpa gol. 

Akhirnya gol diciptakan oleh Ilham Udin Armayin Gol ini disambut sukat cita oleh suporter Indonesia.

SUMBER :http://olahraga.plasa.msn.com/football/jpnn/indonesia-juara-piala-aff-u-19-1

Minggu, 15 September 2013

Nama Pikatan dalam Sejarah

July 10, 2009

Jejak sejarah Nama Desa Pikatan Kecamatan Temanggung tidak lepas dari nama Rakai Pikatan seorang penguasa tanah Jawa dan Awal Berdirinya Mataram dan Sriwijaya
kalau kita lihat Nama Rakai Pikatan adalah Gelar yang di dapat dari gelar lamanya sebagai kepala daerah (contoh: Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung). Dalam catatan sejarah pusat pemerintahan di wilayah mata air Desa Pikatan Sekarang.
Sejarah Temanggung mulai tercatat pada Prasasti Wanua Tengah III Tahun 908 Masehi yang ditemukan penduduk dusun Dunglo Desa Gandulan Kecamatan Kaloran Temanggung pada bulan November 1983 . Prasasti itu menggambarkan bahwa Temanggung semula berupa wilayah kademangan yang gemah ripah loh jinawi dimana salah satu wilayahnya yaitu Pikatan. Disini didirikan Bihara agama Hindu oleh adik raja Mataram Kuno Rahyangta I Hara, sedang rajanya adalah Rahyangta Rimdang (Raja Sanjaya) yang naik tahta pada tahun 717 M (Prasasti Mantyasih). Oleh pewaris tahta yaitu Rake Panangkaran yang naik tahta pada tanggal 27 November 746 M, Bihara Pikatan memperoleh bengkok di Sawah Sima. Jika dikaitkan dengan prasasti Gondosuli ada gambaran jelas bahwa dari Kecamatan Temanggung memanjang ke barat sampai kecamatan Bulu dan seterusnya adalah adalah wilayah yang subur dan tenteram (ditandai tempat Bihara Pikatan).
Rakai Pikatan terdapat dalam daftar para raja versi prasasti Mantyasih. Nama aslinya menurut prasasti Argapura adalah Mpu Manuku. Pada prasasti Munduan tahun 807 diketahui Mpu Manuku menjabat sebagai Rakai Patapan. Kemudian pada prasasti Kayumwungan tahun 824 jabatan Rakai Patapan dipegang oleh Mpu Palar. Mungkin saat itu Mpu Manuku sudah pindah jabatan menjadi Rakai Pikatan.
Akan tetapi, pada prasasti Tulang Air tahun 850 Mpu Manuku kembali bergelar Rakai Patapan. Sedangkan menurut prasasti Gondosuli, Mpu Palar telah meninggal sebelum tahun 832. Kiranya daerah Patapan kembali menjadi tanggung jawab Mpu Manuku, meskipun saat itu ia sudah menjadi maharaja. Tradisi seperti ini memang berlaku dalam sejarah Kerajaan Medang di mana seorang raja mencantumkan pula gelar lamanya sebagai kepala daerah, misalnya Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung.
Menurut prasasti Wantil, Mpu Manuku membangun ibu kota baru di desa Mamrati sehingga ia pun dijuluki sebagai Rakai Mamrati. Istana baru itu bernama Mamratipura, sebagai pengganti ibu kota yang lama, yaitu Mataram
SEJARAH RAKAI PIKATAN
Prasasti Canggal yang ditemukan di halaman Candi Gunung Wukir memberikan gambaran yang cukup jelas tentang kehidupan politik Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini bertuliskan tahun654 Saka atau 732, ditulis dengan huruf Palawa yang menggunakan bahasa Sansekerta. Kerajaan Mataram Kuno didirikan oleh Raja Sanna. Raja Sanna kemudian digantikan oleh keponakannya Sanjaya. Masa pemerintahan Sanna dan Sanjaya dapat kita ketahui dari deskripsi kitab Carita Parahyangan. Dalam prasasti lain, yaitu Prasasti Balitung, Raja Sanjaya dianggap sebagai pendiri Dinasti Sanjaya, penguasa Mataram Kuno.
Sanjaya dinobatkan sebagai raja pada tahun 717 dengan gelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Kedududkan Sanjaya sangat kuat dan berhasil menyejahterakan rakyat Kerajaan Mataram Kuno. Sanjaya menyebarkan pengaruh Hindu di pulau Jawa. Hal ini ditempuh dengan cara mengundang pendeta-pendeta Hindu untuk mengajar di Kerajaan Mataram Kuno. Raja Sanjaya juga mulai pembangunan kuil-kuil pemujaan berbentuk candi. Stelah Raja Sanjaya meninggal, Kerajaan Mataram Kuno diperintah oleh putranya yang bernama Rakai Panangkaran.
Raja Rakai Panangkaran banyak mendirikan candi, seperti Candi Sewu, Candi Plaosan dan Candi Kalasan. Dari bukti-bukti tersebut, diketahui bahwa Raja Rakai Panangkaran beragama Buddha. Raja Mataram Kuno setelah Rakai Panangkaran berturut-turut adalah Rakai Warak dan Rakai Garung. Raja Mataram Kuno selanjutnya adalah Rakai Pikatan. Persaingan dengan Dinasti Syilendra yang waktu itu diperintahkan oleh Raja Samaratungga dianggap menghalangi cita-citanya untuk menjadi Penguasa tunggal di Pulau Jawa.
Pada abad ke-9 terjadi penggabungan kedua dinasti tersebut melalui pernikahan politik antara Rakai Pikatan dari keluarga Sanjaya dengan Pramodawardhani (Putri Raja Samaratungga), dari keluarga Syailendra. Namun, perkawinan antara Rakai Pikatan dengan Pramodawardhani tidak berjalan lancer. Setelah Samaratungga wafat, Kekuasaan beralih kepada Balaputradewa yang merupakan adik tiri dari Pramodawardhani. Menurut beberapa Prasasti, seperti Prasasti Ratu Boko (856), menunjukkan telah terjadinya perang saudara antara Rakai Pikatan dengan Balaputradewa.
Balaputradewa mengalami kekalahan dan melarikan diri ke Swarnadwipa(Sumatra). Ia kemudian berkuasa sebagai raja, mengantikan kakeknya di kerajaan Sriwijaya. Hal ini dapat dapat diketahu dari Prasasti Nalanda (India), yang menyatakan bahwa Raja Deewapaladewa dari Bengala menghadiahkan sebidang tanah kepada Raja Balaputradewa dari Swarnadwipa untuk membagun sebuah biara.
Setelah Balaputradewa dikalahkan, wilayah Kerajaan Mataram Kuno menjadi semakin luas kearah selatan (sekarang yogyakarta). Daerah ini dahulunya adalah wilayah Dinasti Syailendra. Rakai Pikatan mengusahakan agar rakyat dinasti Sanjaya dan Syailndra dapat hidup rukun. Pada masa ini, dibangun kuil pemujaan berbentuk candi, Seperti Candi Prambanan. Menurut Prasasti Siwagraha, Rakai Pikatan dan raja-raja Mataram Kuno berikutnya masih tetap menganut agama Hindu Siwa.
Berdasarkan Prasasti Balitung, setelah Rakai Pikatan wafat, kerajaan Mataram Kuno diperintah oleh Rakai Kayuwangi dibantu oleh sebuah dewan penasehat yang juga jd pelaksana pemerintahan. Dewan yang terdiri atas lima patih yang dipimpin oleh seorang mahapatih ini sangat penting perananya. Raja Mataram selanjutnya adalah Rakai Watuhumalang. Raja Mataram Kuno yang diketahui kemudian adalah Dyah Balitung yang bergelar Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Dharmodaya Maha Dambhu adalah Raja Mataram Kuno yang sngat terkenal. Raja Balitung berhasil menyatukan kembali Kerajaan Mataram Kuno dari ancaman perpecahan.
Dimasa pemerintahannya, Raja Balitung menyempurnakan struktur pemerintahan dengan menambah susunan hierarki. Bawahan Raja Mataram terdiri atas tiga pejabat penting, yaitu Rakryan I Hino sebagai tangan kanan raja yang didampingi oleh dua pejabat lainnya. Rakryan I Halu,dan Rakryan I Sirikan Struktur tiga pejabat itu menjadi warisan yang terus digunakan oleh kerajaan-kerajaan Hindu berikutnya, seperti Kerajaan Singasari dan Majapahit.
Selain struktur pemerintahan baru, Raja Balitung juga menulis Prasasti Balitung. Prasasti yang juga dikenal sebagai Prasasti Mantyasih ini adalah prasasti pertama di Kerajaan Mataram Kuno yang memuat silsilah pemerintahan Dinasti Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno. Setelah Raja Balitung wafat pada tahun 910, Kerajaan Mataram Kuno masih mengalami pemerintahan tiga raja sebelum akhirnya pusat kerajaan pindah ke Jawa Timur. Sri Maharaja Daksa, yang pada masa pemerintahan Raja Balitung menjabat Rakryan i Hino, tidak lama memerintah Kerajaan Mataram Kuno. Penggantinya, Sri Maharaja Tulodhong juga mengalami nasib serupa.
Dibawah pimpinan Sri Maharaja Rakai Wawa. Kerajaan Mataram Kuno dilanda kekacauan dari dalam, yang membuat kacau ibu kota. Sementara itu, kekuatan ekonomi dan politik Kerajaan Sriwijaya makin mendesak kedudukan Mataram di Jawa. Pada masa itu, wilayah kerajaan mataram kuno juga dilanda oleh bencana letusan Gunung Merapi yang sangat membahayakan ibu kota kerajaan. Seluruh masalah ini tidak dapat diselesaikan oleh Rakai Wawa. Ia wafat secara mendadak. Kedudukannya kemudian digantikan oleh Mpu Sindok yang waktu itu menjadi Rakryan i Hino.
CATATAN SEJARAH
Rakai Pikatan, tokoh yang menyatukan 2 wangsa dan membangun Candi Prambanan
Rakai Pikatan mengawini Pramodhawardhani yang saat itu sebagai putri Mahkota kerajaan Mataram Kuno.
Pramodhawardhani, dia adalah Putri utama dari Samaratungga dari dinasti Syailendra, kakak Balaputradewa yang menguasai Sriwijaya, di prasasti Kayumwungan dia meresmikan bhumisambara, di prasasti Tri Tepusan dia membebaskan pajak untuk pemeliharaan Bhumisambhara dengan sebutan Sri Kahulungan, dengan demikian Pramodhawardhani secara tidak langsung adalah Rani tanah Jawa mewakili Samaratungga ayahnya.
Rakai Pikatan melakukan pencapaian terbesar berkali-kali secara berurutan yaitu:
- pembangunan Bhumisambhara(candi Borobudur)
- perkawinannya dengan Pramodhawardhani yang berasal dari wangsa berbeda yang berkuasa
- pemindahan ibu kota Mataram ke Mamwratipura
- pembangunan Syiwagrha (candi Prambanan)
- plus perang konflik dengan Balaputradewa yang merupakan adik iparnya sendiri.
referensi buku
Sejarah nasional Indonesia: Jaman kuna
Sriwidjaja – B Raden Slametmuljana, Slamet Muljana – 1960
Sumbre:http://temanggungcity.wordpress.com/2009/07/10/nama-pikatan-dalam-sejarah/

Sejarah Kolam Renang Pikatan Water Park


?ِ?ْ?ِ ????ِ ???َّ?ْ??ِ ???َّ?ِ??ِ

Pikatan water park merupakan sebuah tempat wisata kolam renang yg cukup terkenal di daerah temanggung. kolam renang ini terletak di desa Mudal kecamatan temanggung .kolam renang ini mulai terkenal sejak tahun 2009.dulunya kolam renang ini hanya sebuah kolam renang biasa, tapi sekarang ini sudah dikembangkan menjadi sebuah Water park. nama kolam renag ini diambil dari nama seorang pemimpin kerajaan mataram kuno yaitu Rakai Pikatan.fasilitas kolam renang ini semakin semarak dengan adanya flying fox, ember tumpah, sliding, panggung pertunjukan, dll. kita tidak perlu khawatir kebersihanya karena air nya diambil dari air pegunungan asli. kolam renang ini semakin indah karena dilatar belakangi pemandangan gunung sumbing dan gunung sindoro.
Jika perut terasa lapar, jangan lupa untuk mampir di warung-warung yang berlokasi di sekitar Pikatan Water Park. Nikmati pula sajian Bakso Lombok Uleg yang merupakan kuliner khas Kota Temanggung. Setelah dingin-dingin berenang, memang lebih enak makan yang hangat-hangat kan… Dinamakan Bakso Lombok Uleg karena pedasnya bukan dari sambel, melainkan dari cabe yang dihaluskan/di uleg langsung di atas mangkuk. Bakso ini hanya terdiri atas kuah, bakso dan tahu goreng, biasanya tanpa mie, tapi bagi yang memesan menggunakan mie juga bisa.



Untuk urusan harga, tak kalah mengejutkan tiket masuk sangat terjangkau, dulu tiket masuk hanya Rp 6.000 pada hari biasa dan Rp 7.500 saat hari libur, namun seiring meningkatnya jumlah pengunjung, harga tiket dinaikkan menjadi Rp 10.000.

Kecelakaan Maut Tol Jagorawi, Ahmad Dhani dan Anaknya bisa Dipidana

JAKARTA (voa-islam.com) - Polisi diminta menahan musisi Ahmad Dhani yang membelikan mobil bagi anaknya, Ahmad Abdul Qodir Jaelani (Dul), yang masih kecil dan membiarkannya mengemudi sehingga mengakibatkan kecelakaan maut yang menewaskan enam orang.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, Minggu (8/9/2013), menjelaskan, bahwa kasus kecelakaan lalu lintas di jalan Tol Jagorawi yang melibatkan Dul, putra bungsu musisi Ahmad Dhani, harus diusut tuntas oleh Polri.

"Harus ada pihak yang bertanggung jawab secara hukum. Jangan sampai kasus kecelakaan yang melibatkan putra Hatta Radjasa terulang dalam kasus Dul, di mana kasus putra Hatta Radjasa penuh rekayasa hingga mendapat keistimewaan dan tidak dihukum untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya," kata Neta.

Dalam kasus Dul, disebutkan enam orang tewas dan sejumlah lainnya luka berat akibat mobil milik Dul melompati pagar jalan tol. Melihat kerusakan parah pada mobil Dul, bisa dipastikan mobil tersebut melaju dalam kecepatan tinggi.

"Jika mobil tersebut memang dikemudikan Dul, ancaman hukuman berat akan menanti putra Ahmad Dhani. Dul bisa dikenakan pasal berlapis, yakni belum cukup umur sudah mengemudikan mobil, mengemudikan mobil tidak memiliki SIM, dan akibat kelalaiannya menyebabkan orang lain tewas," Neta memaparkan.

Para korban yang terluka dan mobilnya rusak serta keluarga korban tewas bisa melakukan tuntut pidana dan perdata (ganti rugi) kepada Dul dan orangtuanya. Polisi juga harus meminta pertanggungjawaban hukum dari Dhani sebagai orangtua Dul.

Hal senada juga disampaikan Kriminolog Universitas Indonesia Adrianus Meliala yang menilai Ahmad Dhani bisa dijerat hukum atas kelalaian yang dilakukan Adul Qodir Jaelani alias Dul, 13.

Katanya, tindakan yang dilakukan Dul dengan mengemudikan kendaraan dan berdampak pada kecelakaan lalu lintas merupakan pelanggaran pidana sejatinya musibah tidak terjadi apabila sang anak berada dalam pengawasan.

"Ayahnya (Dhani) bisa dipidanakan. Itupun jika polisi tidak mengenyampingkan siapa pelaku pelanggaran itu apakah musisi atau lainnya," kata Adrianus, Minggu (8/9).

Menurutnya, UU Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002 telah mengatur hal tersebut. Dalam kasus ini, Dul berkendara tanpa memiliki SIM dan terlibat kecelakaan lalu lintas.

"Polisi harus fair melihat kasus ini dan jangan lihat siapa orangnya. Secara legal formal, orang tua dari si anak bisa dipidana," pungkasnya.

Kecelakaan Maut di Jagorawi

Untuk diketahui, Kecelakaan maut yang melibatkan Dul terjadi di jalan Tol Jagorawi, Km 8, Jakarta Timur. Mitsubishi Lancer B 80 SAL yang dikendarai Dul datang dari arah selatan menuju utara menabrak pagar tengah hingga melayang ke arah berlawanan. Mobil itu menghantam Daihatsu B 1349 TFN dan terdorong mengenai Avanza  B 1882 UZJ.

Dari data yang dihimpun di RS Kramat Jati, korban tewas sebagai berikut.

  1. Agus Wahyudi Hartono (40) di RS Polri Kramat Jati
  2. Rizki Adiyta Santoso (20) di RS Polri Kramat Jati
  3. Agus Surahman (31) di RS Polri Kramat Jati
  4. Komaruddin di RS Polri Kramat Jati
  5. Normansyah (RS Mitra Keluarga Cibubur)
  6. Belum diketahui (RS Mitra Keluarga Cibubur)


    Sementara sembilan orang lainnya mengalami luka-luka, yakni:

    1. Wahyudi
    2. Nugro B
    3. Abdul Kodir
    4. Zulhari
    5. Boby
    6. Pardomoan S
    7. Pujo Widodo
    8. Ahmad Abdul Qadir
    9. Noval Samodra

    Hingga kini, polisi masih mendalami penyebab kecelakaan maut tersebut. Pasalnya, hingga saat ini, polisi masih belum bisa memastikan penyebab kecelakaan. [Widad/kps, mtr]
    sumber :http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2013/09/09/26714/kecelakaan-maut-tol-jagorawi-ahmad-dhani-dan-anaknya-bisa-dipidana/